22 C
Malang
Sunday, 4 June 2023

Pasutri Tukang Pijat Keliling, Pelihara Lansia dan Anak Terlantar

 

Sisihkan Uang Hasil Memijat untuk Lansia dan Anak Telantar

Jiwa sosial sudah lama melekat dalam diri Ayu Sri Wahyuni, 57, dan almarhum suaminya, Muhammad Ridwan. Saat merantau ke Jakarta, pasangan suami istri itu kerap membagikan makanan kepada orang tidak mampu. Pulang ke Kalipare, keduanya mendirikan yayasan yatim piatu dan sosial bernama Nasional Ayu.

HANIFUDDDIN MUSA

MEMIJAT adalah pekerjaan sehari-hari Ayu Sri Wahyuni. Hal yang sama juga pernah dilakukan almarhum suaminya, meski sudah punya pekerjaan sebagai butuh tani.

Tentu bisa dibayangkan bahwa keduanya bukan keluarga yang memiliki banyak uang.  Meski demikian, Ayu tidak pernah merasa kekurangan.

Malah selalu menyisihkan sebagian dari penghasilannya untuk beramal. Setiap pulang dari memijat, dia selalu membagikan makanan untuk para lansia di sekitar rumahnya.

Yakni di Desa Kalisari, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang. Kebiasaan bagi-bagi makanan sebenarnya sudah mereka lakukan jauh sebelum mendirikan panti asuhan.

”Sebelum tahun 2000 kami memang pernah merantau ke Jakarta. Di sana juga suka bantu orang. Bagi-bagi makanan seadanya” terang Ayu saat ditemui Jawa Pos Radar Malang kemarin (21/3).

Saat pulang ke Kalipare pada tahun 2000, kebiasaan bagi-bagi makanan itu tetap mereka lakukan. Waktunya selalu pagi hari. Antara pukul 07.00 hingga pukul 08.00.

Baca Juga : Akhmad Khamim, Tukang Pijat Jujukan Para Pemain Liga 1.

”Kami ingin hidup ini bermanfaat bagi orang lain,” imbuh perempuan yang telah dikaruniai tiga anak tersebut.

Aksi bagi-bagi makanan itu membuat Ayu dan suaminya dikenal masyarakat. Tak hanya warga sekitar, lama-kelamaan ada orang yang datang minta pertolongan.

Bahkan minta ditampung di rumah pasutri tersebut. Ada juga warga mengantarkan para lansia tak terurus dengan beragam latar belakang.

Seperti cekcok dengan keluarga, sakit stroke, dan lain sebagainya. Dalam kurun waktu dua tahun, rumah Ayu dan Ridwan sudah menampung cukup banyak lansia yang telantar.

Awal 2012, keduanya memutuskan untuk mendirikan panti asuhan dan yayasan sosial. Sebab rumahnya juga kedatangan anak yatim piatu yang telantar.

Biasanya, anak-anak itu diantar oleh warga sekitar atau dikirim warga  dari luar Kecamatan Kalipare. (Bersambung ke halaman selanjutnya)

 

Sisihkan Uang Hasil Memijat untuk Lansia dan Anak Telantar

Jiwa sosial sudah lama melekat dalam diri Ayu Sri Wahyuni, 57, dan almarhum suaminya, Muhammad Ridwan. Saat merantau ke Jakarta, pasangan suami istri itu kerap membagikan makanan kepada orang tidak mampu. Pulang ke Kalipare, keduanya mendirikan yayasan yatim piatu dan sosial bernama Nasional Ayu.

HANIFUDDDIN MUSA

MEMIJAT adalah pekerjaan sehari-hari Ayu Sri Wahyuni. Hal yang sama juga pernah dilakukan almarhum suaminya, meski sudah punya pekerjaan sebagai butuh tani.

Tentu bisa dibayangkan bahwa keduanya bukan keluarga yang memiliki banyak uang.  Meski demikian, Ayu tidak pernah merasa kekurangan.

Malah selalu menyisihkan sebagian dari penghasilannya untuk beramal. Setiap pulang dari memijat, dia selalu membagikan makanan untuk para lansia di sekitar rumahnya.

Yakni di Desa Kalisari, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang. Kebiasaan bagi-bagi makanan sebenarnya sudah mereka lakukan jauh sebelum mendirikan panti asuhan.

”Sebelum tahun 2000 kami memang pernah merantau ke Jakarta. Di sana juga suka bantu orang. Bagi-bagi makanan seadanya” terang Ayu saat ditemui Jawa Pos Radar Malang kemarin (21/3).

Saat pulang ke Kalipare pada tahun 2000, kebiasaan bagi-bagi makanan itu tetap mereka lakukan. Waktunya selalu pagi hari. Antara pukul 07.00 hingga pukul 08.00.

Baca Juga : Akhmad Khamim, Tukang Pijat Jujukan Para Pemain Liga 1.

”Kami ingin hidup ini bermanfaat bagi orang lain,” imbuh perempuan yang telah dikaruniai tiga anak tersebut.

Aksi bagi-bagi makanan itu membuat Ayu dan suaminya dikenal masyarakat. Tak hanya warga sekitar, lama-kelamaan ada orang yang datang minta pertolongan.

Bahkan minta ditampung di rumah pasutri tersebut. Ada juga warga mengantarkan para lansia tak terurus dengan beragam latar belakang.

Seperti cekcok dengan keluarga, sakit stroke, dan lain sebagainya. Dalam kurun waktu dua tahun, rumah Ayu dan Ridwan sudah menampung cukup banyak lansia yang telantar.

Awal 2012, keduanya memutuskan untuk mendirikan panti asuhan dan yayasan sosial. Sebab rumahnya juga kedatangan anak yatim piatu yang telantar.

Biasanya, anak-anak itu diantar oleh warga sekitar atau dikirim warga  dari luar Kecamatan Kalipare. (Bersambung ke halaman selanjutnya)

Wajib Dibaca

Artikel Terbaru