KOTA MALANG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang mengintensifkan sosialisasi Masyarakat Hidup Sehat (Germas) di era Pandemi Covid-19, meliputi jaga jarak, memakai masker, hingga Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) ke warga Kota Malang melalui para kader posyandu.
Kesehatan ibu dan anak menjadi fokus Dinas Kesehatan Kota Malang di tengah pandemi Covid-19. Melalui Puskesmas Kendalkerep, Dinkes Kota Malang memantau secara ketat pelaksanaan program-program kesehatan ibu dan anak agar tidak menimbulkan masalah kesehatan yang baru.
Dinas Kesehatan Kota Malang mulai melakukan pendataan Posyandu untuk penyuluhan masyarakat terkait perilaku hidup sehat di era Covid-19. Sebanyak 200 Posyandu dari 16 Puskesmas akan mendapatkan sosialisasi yang akan berlangsung pada Juli hingga September mendatang.
Para pekerja informal di sentra kerajinan tempe Sanan mendapat perhatian serius dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang. Secara intensif, melalui Puskesmas Cisadea, Dinkes Kota Malang terus melakukan pemantauan kesehatan pekerja dan penerapan protokol kesehatan di sentra industri tempe Sanan.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang menggalakkan gerakan tanaman obat keluarga (Toga) melalui program Asuhan Mandiri Toga (Asman Toga). Di program ini, Dinkes Kota Malang melalui puskesmas melatih kader-kader untuk pendampingan kelompok Asman Toga.
Angka penderita stunting di Kota Malang mengalami tren penurunan. Pada 2019 lalu, rasio penderita stunting berada di angka 17,48 persen. Pada triwulan pertama 2020, rasio tersebut turun di angka 16,8 persen.
Sudah dua tahun terakhir, Dinas Kesehatan Kota Malang aktif memberikan bantuan gizi untuk ibu hamil yang menderita Kurang Energi Kronik (KEK) dan balita mengalami berat badan di Bawah Garis Merah (BGM). Total bantuan yang diberikan tahun ini berjumlah 1200 paket untuk balita dan 744 paket untuk ibu hamil yang pembagiannya disebar di 16 Puskesmas di Kota Malang.