Sebanyak 25 ribu siswa lima SD di Kabupaten Malang mulai menjalani Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) hari ini (15/11). Hasil tes tersebut akan menjadi bahan evaluasi untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Sejumlah sekolah di Kabupaten Malang sudah menyediakan aplikasi PeduliLindungi dalam pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT). Hal serupa juga digencarkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang. Untuk tahap awal, penerapan aplikasi tersebut menyasar Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Setelah memvaksin pelajar usia 12-17 tahun, kini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang mulai menyasar siswa-siswi usia 5-11 tahun. Kali ini bukan vaksin jenis sinovac atau astrazeneca, melainkan pfizer. Total ada 420 ribu pelajar pada usia tersebut yang masuk daftar penerima vaksin pfizer.
Penggunaan aplikasi PeduliLindungi telah menyasar sekolah-sekolah di Kabupaten Malang yang mulai uji coba pembelajaran tatap muka (PTM). Dalam sepekan terakhir, sudah banyak sekolah yang menggunakan aplikasi tersebut. Pemkab Malang menargetkan aplikasi tersebut digunakan oleh seluruh sekolah yang menggelar PTM.
Tingkat pendidikan di Kabupaten Malang relatif masih rendah. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Malang tahun 2020 lalu, sebanyak 303.459 penduduk berusia di atas 15 tahun tidak punya ijazah SD. Ribuan remaja yang tidak lulus SD itu merupakan 14,64 persen dari total penduduk Kabupaten Malang.
Meski kasus baru Covid-19 melandai, mayoritas sekolah di Kabupaten Malang belum menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Dari 1.428 sekolah, mulai TK hingga SMP, sebanyak 888 di antaranya masih memilih pembelajaran daring.
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Kabupaten Malang mulai digelar pada Selasa (7/9). Setelah sebelumnya, kurang lebih selama dua bulan, Kabupaten Malang masuk ke dalam status PPKM Level 4.
Sekolah di Kabupaten Malang akan mulai menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Senin (6/9) mendatang. Namun hingga saat ini, terbatasnya pelajar yang sudah tervaksin menjadi kendala yang belum terselesaikan.