Spirit kegamanaan Dr dr H Sugiharta Tandya SpPK begitu tinggi. Dia yang masuk Islam sejak 2010 itu seperti tidak mau ketinggalan waktu salat sedetik pun. Begitu dengar suara azan, pria kelahiran 9 September 1947 ini bergegas wudu dan menjalankan salat.
Perjuangan berat Ivan Bagus Yudhistira menjadi mualaf sekarang sudah berbuah manis. Selain kembali bisa diterima oleh keluarganya, dia juga mendapatkan kenyamanan batin setelah memeluk Islam
Sebelum masuk Islam, Yusuf (bukan nama asli) mengaku sebagai pribadi yang keras dan temperamental. Sedikit ada masalah, emosinya tak terkendali. Kini semua sudah berubah. Dia menjadi sosok yang kalem.
Andai saja keimanan Rahma (nama samaran) pada Allah tidak kokoh, bisa jadi dia akan keluar lagi dari Islam (murtad). Karena setelah menjadi mualaf tahun 2016 lalu, banyak yang mendesaknya untuk kembali ke agama lama.
Perjuangan berat telah dilalui Erwin Tri Aryanto untuk menjadi mualaf. Dia ditentang semua keluarga, termasuk kedua orang tuanya. Bahkan, dia sempat dihantam benda keras oleh salah satu keluarga. Tetapi, imannya pada Allah sudah menancap kuat.
Tekad Giovani Dimas Antares masuk Islam sejak 2011 sudah begitu kuat. Dia ingin menghapus masa lalunya yang sering maksiat. Bahkan, dia rela meninggalkan gaji Rp 55 juta per bulan di Amerika Serikat demi masuk Islam. Namun, dia kini tenang. Banyak kemudahan dia dapatkan.
Tidak mudah bagi Rhaka Gemilang Santoso memutuskan menjadi mualaf tahun 2017 lalu. Dia harus ”melawan” kedua orang tuanya. Namun, kini dia sudah mantap. Hidupnya pun lebih tenang.
Sejak masuk Islam pada 2017 lalu, Romi Kurniawan merasa hidupnya banyak berubah. Dia merasa lebih tenang. Segala urusannya juga dipermudah Allah SWT. Memang ada risiko yang harus dia tanggung. Salah satunya, dia sempat dijauhi keluarganya. Berikut penuturannya kepada wartawan Jawa Pos Radar Malang, Galih R. Prasetyo.