MALANG KOTA – Selama pandemi Covid-19, tie dye kembali populer. Tren fashion yang dibuat dari teknik ikat celup tersebut dikenal dengan shibori. Untuk membuatnya sangat mudah, pemilik Hamparan Rintik Fikroh Ryanda Saputro berkesempatan memberikan ilmunya.
Koran Elektronik Radar Malang memberikan berita dan tampilan yang berbeda dari koran pada umumnya, mengusung berita malang raya hingga internasional serta laman anak muda yang up to date.
Tie dye atau yang juga disebut dengan ikat celup adalah teknik mewarnai kain dengan cara mengikat kain dengan cara tertentu sebelum dilakukan pencelupan. Di beberapa daerah di Indonesia, teknik ini dikenal dengan berbagai nama lain seperti pelangi atau cinde (Palembang), tritik atau jumputan (Jawa), serta sasirangan (Banjarmasin). Teknik ikat celup sering dipadukan dengan teknik lain seperti batik.
RADARMALANG - Sebagai tren, Tie dye kian poluler dan memiliki banyak konsumen. Mulai dari piyama, mukena, t-shirt, dan beberapa Outifit Of The Day (OOTD) daily lainnya. Tahun ini tidak dapat disangkal bahwa tie dye telah mencapai puncaknya. Tehnik unik dan bisa dicoba oleh siapapun turut memberikan warna pada era pandemi covid 19. Tak hanya di Indonesia, trend ini juga sedang marak di luar negeri.