Bila warga Kota Malang tak ikut membantu mengolah sampah sejak dari rumah, bisa-bisa saja kekhawatiran ini terjadi. Yakni tempat pembuangan akhir (TPA) di Supiturang, tak muat lagi. Jika sampai TPA overload, penumpukan sampah akan terjadi di mana-mana.
Sampah makanan atau food waste mendomunasi produksi sampah di Kota Malang. 80 persen sampah yang masuk ke TPA merupakan sampah makanan. Kasi Penanganan Sampah Bidang Persampahan dan Limbah B3 DLH Kota Malang Budi Heriyanto menyebut, potensi sampah per harinya sekitar 689 ton. Namun yang mampu diangkut ke TPA sekitar 508 ton. Dari jumlah itu, yang terbanyak adalah sampah organik yang mencapai 73 persen. Sedangkan sisanya atau setara 27 persen adalah sampah anorganik.
Pemanfaatan sanitary landfill di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Supit Urang saat ini dinilai belum optimal. Akibatnya permasalahan sampah di Kota Malang tak ada habisnya.
MALANG KOTA - Tahun ini, sistem pengelolaan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) Supiturang harusnya mulai di-upgrade. Sistem sanitary landfill sudah bersiap untuk diterapkan Pemkot Malang. Lewat sistem itu, sampah bakal dibuang dan ditumpuk pada tempat khusus. Setelah itu bakal ditutupi dengan tanah. Sebelum itu, biasanya ada proses pemilahan yang dilakukan. Sehingga sampah-sampah yang ditumpuk juga bisa dimanfaatkan menjadi kompos.