MALANG KOTA – Ratusan umat Hindu memadati Alun-alun Tugu Kota Malang, kemarin (21/3). Mereka datang dari Kota Malang dan Kabupaten Malang untuk melakukan Tawur Agung Kesanga.
Ini merupakan ritual sebelum Hari Raya Nyepi. Para perempuan menggunakan payas alit berupa kebaya.
Sementara laki-laki berbusana safari atau baju yang didominasi warna putih. Yang tak kalah menarik perhatian adalah kehadiran ogoh-ogoh.
Tawur Agung Kesanga dibuka dengan sembahyang bersama. Dilanjutkan penampilan tari Panyembrama untuk menyambut jajaran perangkat daerah Kota Malang.
Ada pula atraksi topeng dan penyerahan buket. Prosesi terakhir adalah kirab melepas 10 ogoh-ogoh. Seluruh ogoh-ogoh menggambarkan sosok dalam kepercayaan umat Hindu.
Yakni, sang Yamadhipati, Kraken, Gamang Hanamaya, Nyi Rarung, Bade Mas, Paksi Ireng, Mahesa Sura, sang Kala Lobha, Hidimba, juga Dewa Siwa Jagatpati.
Baca Juga : Peringati Nyepi 2022, Nuansa Toleransi Tampak pada Ibadah Tawur Kesanga.
Kirab ogoh-ogoh tersebut melalui lima rute. Mulai dari Jalan Gajahmada, Jalan Untung Suropati, Perempatan Hotel Helios, dan Perempatan Trunojoyo.
Selanjutnya arak-arakan menuju Stasiun Kota Baru hingga kembali lagi ke Jalan Gajahmada.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Malang Putu Moda Arsana menjelaskan makna Tawur Agung Kesanga.
Ibadah ini merupakan ritual yang memiliki makna pembersihan hal-hal buruk dalam diri manusia. Sebelum ritual itu, umat Hindu sudah menyucikan diri melalui Melasti ke pantai.
”Baik saat Melasti maupun Tawur Agung Kesanga, antusiasmenya bagus. Tak hanya dihadiri oleh umat Hindu, tapi juga umat lintas agama,” kata pria yang akrab disapa Moda itu.
Terkait dengan sejumlah ritual yang dijalani, Moda mengatakan bersyukur karena sudah melakukan penyucian alam. (Bersambung ke halaman selanjutnya)