22 C
Malang
Sunday, 4 June 2023

Pengalaman Mahasiswa Asing Menjalani Ramadan di Indonesia (5)

”Diskon” Puasa Enam Jam, Kirim Resep Rawon ke Mesir

Perbedaan budaya Ramadan di Mesir dengan Indonesia, khususnya Kota Malang membuat Hagar Ali punya aktivitas tak biasa. Misalnya, mahasiswi asal Cairo tersebut kerap menyambangi pasar takjil hingga memasak ala makanan Mesir.

BIYAN MUDZAKY HANINDITO

SORE itu, Minggu (26/3) Hagar terlihat masih energik. Tak ada tanda-tanda keletihan lantaran berpuasa.

Padahal, mahasiswi S3 jurusan biologi Universitas Brawijaya (UB) itu hampir seharian berada di laboratorium kampus.

Di sela-sela kesibukannya itulah dia menemui Jawa Pos Radar Malang. ”Tiga tahun ini saya tidak pernah pulang. Kalau kangen keluarga ya tinggal telepon atau video call saja,” ujar Hagar mengawali pembicaraan.

Tiga tahun mengenyam pendidikan di UB membuatnya fasih berbahasa Indonesia. Namun logat khas Arab masih terasa.

Perempuan berusia 30 tahun itu kerasan tinggal di Indonesia. Apalagi saat Ramadan seperti ini, dia merasa beruntung.

Di Cairo, kota kelahirannya, dia menjalani puasa selama 18 jam. Sahur sekitar pukul 04.00 dini hari, kemudian berbuka pukul 19.30.

Baca Juga : Pengalaman Mahasiswa Asing Menjalani Ramadan di Indonesia (4).

Tapi sejak tahun 2019 datang ke Malang, Hagar merasa mendapatkan ”diskon” puasa. Itu karena durasi puasa di Indonesia lebih cepat sekitar enam jam ketimbang di Mesir.

Di Bumi Arema ini, praktis Hagar hanya berpuasa sekitar 13 jam. Yakni mulai pukul 04.00 hingga 17.45.

“Makanya di sini (Kota Malang), tidak terasa kalau sedang puasa. Cuacanya juga enak,” kata dia dengan semringah.

Selain perbedaan waktu puasa, beberapa budaya di Malang juga membuatnya heran. Misalnya, tradisi warga Malang yang nyekar jelang Ramadan.

Sejak kecil, Hagar tak menemukan budaya serupa di Mesir. Di Negeri Piramida itu, nyekar dilakukan hanya menjelang Idul Fitri dan Idul Adha saja.

“Kami baru datang ke makam keluarga pada saat Idul Fitri atau Idul Adha. Saya baru tahu kalau di sini datang ke makam juga saat awal Ramadan,” kata Hagar. (Bersambung ke halaman selanjutnya)

”Diskon” Puasa Enam Jam, Kirim Resep Rawon ke Mesir

Perbedaan budaya Ramadan di Mesir dengan Indonesia, khususnya Kota Malang membuat Hagar Ali punya aktivitas tak biasa. Misalnya, mahasiswi asal Cairo tersebut kerap menyambangi pasar takjil hingga memasak ala makanan Mesir.

BIYAN MUDZAKY HANINDITO

SORE itu, Minggu (26/3) Hagar terlihat masih energik. Tak ada tanda-tanda keletihan lantaran berpuasa.

Padahal, mahasiswi S3 jurusan biologi Universitas Brawijaya (UB) itu hampir seharian berada di laboratorium kampus.

Di sela-sela kesibukannya itulah dia menemui Jawa Pos Radar Malang. ”Tiga tahun ini saya tidak pernah pulang. Kalau kangen keluarga ya tinggal telepon atau video call saja,” ujar Hagar mengawali pembicaraan.

Tiga tahun mengenyam pendidikan di UB membuatnya fasih berbahasa Indonesia. Namun logat khas Arab masih terasa.

Perempuan berusia 30 tahun itu kerasan tinggal di Indonesia. Apalagi saat Ramadan seperti ini, dia merasa beruntung.

Di Cairo, kota kelahirannya, dia menjalani puasa selama 18 jam. Sahur sekitar pukul 04.00 dini hari, kemudian berbuka pukul 19.30.

Baca Juga : Pengalaman Mahasiswa Asing Menjalani Ramadan di Indonesia (4).

Tapi sejak tahun 2019 datang ke Malang, Hagar merasa mendapatkan ”diskon” puasa. Itu karena durasi puasa di Indonesia lebih cepat sekitar enam jam ketimbang di Mesir.

Di Bumi Arema ini, praktis Hagar hanya berpuasa sekitar 13 jam. Yakni mulai pukul 04.00 hingga 17.45.

“Makanya di sini (Kota Malang), tidak terasa kalau sedang puasa. Cuacanya juga enak,” kata dia dengan semringah.

Selain perbedaan waktu puasa, beberapa budaya di Malang juga membuatnya heran. Misalnya, tradisi warga Malang yang nyekar jelang Ramadan.

Sejak kecil, Hagar tak menemukan budaya serupa di Mesir. Di Negeri Piramida itu, nyekar dilakukan hanya menjelang Idul Fitri dan Idul Adha saja.

“Kami baru datang ke makam keluarga pada saat Idul Fitri atau Idul Adha. Saya baru tahu kalau di sini datang ke makam juga saat awal Ramadan,” kata Hagar. (Bersambung ke halaman selanjutnya)

Wajib Dibaca

Artikel Terbaru